Minggu, 08 Juni 2008

bahaya narkoba

Nopember, 2007
BAHAYA NARKOBAPosted by iratsel under Artikel

Forum GuruSeputar Pelajar dan Bahaya NarkobaOleh JALALUDIN, S.Pd.
PENYALAHGUNAAN narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda dewasa ini kian meningkat.
Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.
Kalau dirata-ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan saja.
Pengertian
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang.
Sementara nafza merupakan singkatan dari narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya (obat-obat terlarang, berbahaya yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketergantungan terhadap obat-obat tersebut). Kedua istilah tersebut sering digunakan untuk istilah yang sama, meskipun istilah nafza lebih luas lingkupnya.
Narkotika berasal dari tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) ganja, dan (3) koka.
Ketergantungan obat dapat diartikan sebagai keadaan yang mendorong seseorang untuk mengonsumsi obat-obat terlarang secara berulang-ulang atau berkesinambungan.
Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: 34).
Bahaya bagi pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar.
Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah sebagai berikut:
* perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,* sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,* menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,* sering menguap, mengantuk, dan malas,* tidak memedulikan kesehatan diri,* suka mencuri untuk membeli narkoba.
Upaya pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih sayang.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan sekolah.
Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa.
Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.***
Penulis, Guru Bahasa Indonesia dan Pustakawan di SMP Negeri 3 Bandung.
SUPLEMEN
Suplemen Budaya Khazanah
IKLAN
Iklan Mini Baris

Bahaya Narkoba Pada Remaja
Pada Tanggal 26 Juni 2006 lalu diperingati sebagai Anti Madat Sedunia. Didorong keprihatinan akan meningkatnya pengguna narkoba khususnya di kalangan remaja, maka sebagai wujud kepedulian bz! berkenaan dengan peringatan Hari Anti Narkoba Internasional serta sebagai upaya mencegah meluasnya pemakaian narkoba terutama dikalangan remaja, redaksi menurunkan artikel mengenai bahaya narkoba -- redaksi
Masalah utama remaja berawal dari pencarian jati diri. Mereka mengalami krisis identitas karena untuk dikelompokkan ke dalam kelompok anak-anak merasa sudah besar, namun kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini merupakan masalah bagi setiap remaja di belahan dunia ini.
Oleh karena pergumulan di masa remaja ini, maka remaja mempunyai kebutuhan sosialisasi yang seoptimal mungkin, serta dibutuhkan pengertian dan dukungan orangtua dan keluarga dalam kerentanan di masa remaja.
Bila kebutuhan remaja kurang diperhatikan, maka remaja akan terjebak dalam perkembangan pribadi yang "lemah", bahkan dapat dengan mudah terjerumus ke dalam belenggu penyalahgunaan narkoba.
Hingga sekarang, penyalahgunaan narkoba semakin luas di masyarakat kita, terutama semakin banyak di kalangan para remaja yang sifatnya ingin tahu dan ingin coba-coba. Banyak alasan mengapa banyak yang terjerumus ke bahan terlarang dan berbahaya ini kemudian tidak mampu melepaskan diri lagi. Alasannya antara lain:1. hal ini sudah dianggap sebagai suatu gaya hidup masa ini2. dibujuk orang agar merasakan manfaatnya3. ingin lari dari masalah yang ada, untuk merasakan kenikmatan sesaat4. ketergantungan dan tidak ada keinginan untuk berhenti..dan mungkin masih banyak alasan lainnya.
Ada baiknya kita mengintip sedikit tentang narkoba. Apa saja sih jenis-jenis narkoba? Menurut situs kespro dot info, pada dasarnya narkoba itu dibagi atas 4 kelompok, yaitu:1. narkotika, terutama opiat atau candu.2, halusinogenik, misalnya ganja atau mariyuana3. stimulan, misalnya ekstasi dan shabu-shabu4. depresan, misalnya obat penenang.
Masing-masing kelompok mempunyai pengaruh tersendiri terhadap tubuh dan jiwa penggunanya. Opiat, yang menghasilkan heroin atau “putauw” menimbulkan perasaan seperti melayang dan perasaan enak atau senang luar biasa, yang disebut euforia. Tetapi ketergantungannya sangat tinggi dan dapat menyebabkan kematian.Marijuana atau ganja, yang termasuk kelompok halusinogenik, mengakibatkan timbulnya halusinasi sehingga pengguna tampak senang berkhayal. Tetapi sekitar 40-60 persen pengguna justru melaporkan berbagai efek samping yang tidak menyenangkan, misalnya muntah, sakit kepala, koordinasi yang lambat, tremor, otot terasa lemah, bingung, cemas, ingin bunuh diri, dan beberapa akibat lainnya.
Bahan yang tergolong stimulan menimbulkan pengaruh yang bersifat merangsang sistem syaraf pusat sehingga menimbulkan rangsangan secara fisik dan psikis. Ecstasy, yang tergolong stimulan, menyebabkan pengguna merasa terus bersemangat tinggi, selalu gembira, ingin bergerak terus, sampai tidak ingin tidur dan makan. Akibatnya dapat sampai menimbulkan kematian.
Sebaliknya bahan yang tergolong depresan menimbulkan pengaruh yang bersifat menenangkan. Depresan atau yang biasa disebut obat penenang, dibuat secara ilmiah di laboratorium. Berdasarkan indikasi yang benar, obat ini banyak digunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Dengan obat ini, orang yang merasa gelisah atau cemas misalnya, dapat menjadi tenang. Tetapi bila obat penenang digunakan tidak sesuai dengan indikasi dan petunjuk dokter, apalagi digunakan dalam dosis yang berlebihan, justru dapat menimbulkan akibat buruk lainnya.
Apa akibat penyalahgunaan narkoba?
Pada dasarnya akibat penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi akibat fisik dan psikis. Akibat yang terjadi tentu tergantung kepada jenis narkoba yang digunakan, cara penggunaan, dan lama penggunaan.
Beberapa akibat fisik ialah kerusakan otak, gangguan hati, ginjal, paru-paru, dan penularan HIV/AIDS melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Sebagai contoh, sekitar 70 persen pengguna narkoba suntikan di Cina tertular HIV/ AIDS. Di Indonesia, sejak beberapa tahun terakhir ini jumlah kasus HIV/AIDS yang tertular melalui penggunaan jarum suntik di kalangan pengguna narkotik tampak meningkat tajam. Akibat lain juga timbul sebagai komplikasi cara penggunaan narkoba melalui suntikan, misalnya infeksi pembuluh darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Di samping akibat tersebut di atas, terjadi juga pengaruh terhadap irama hidup yang menjadi kacau seperti tidur, makan, minum, mandi, dan kebersihan lainnya. Lebih lanjut, kekacauan irama hidup memudahkan timbulnya berbagai penyakit.
Akibat psikis yang mungkin terjadi ialah sikap yang apatis, euforia, emosi labil, depresi, kecurigaan yang tanpa dasar, kehilangan kontrol perilaku, sampai mengalami sakit jiwa.Akibat fisik dan psikis tersebut dapat menimbulkan akibat lebih jauh yang mungkin mengganggu hubungan sosial dengan orang lain. Bahkan acapkali pula merugikan orang lain. Sebagai contoh, perkelahian dan kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena pelaku tidak berada dalam keadaan normal, baik fisik maupun psikis.
Narkoba yang Adiktif
Penggunaan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan. Ketergantungan terhadap narkoba ternyata tidak mudah diatasi. Meski cukup banyak remaja yang berjuang untuk keluar dari ketergantungan narkoba, acap kali mereka jatuh kembali. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah meluncurkan program substitusi obat dengan menggunakan metadon. Diharapkan dengan pemberian metadon ini penggunaan narkoba suntikan dapat dikurangi atau dihentikan. Penggunaan narkoba suntikan amat berisiko menularkan penyakit Hepatitis C dan HIV.
Penelitian di RS Cipto Mangunkusumo mendapatkan angka kekerapan Hepatitis C di kalangan pengguna narkoba suntikan mencapai 77 persen. Sedangkan kekerapan HIV pada pengguna narkoba suntikan di Indonesia berkisar antara 60 persen sampai 90 persen.
Dukungan Sangat Penting
Setelah beban fisik pengguna narkoba suntikan dapat diatasi, maka masih ada beban psikologis dan sosial. Beban psikologis dan sosial ini kadang-kadang amat berat sehingga dapat menyebabkan remaja kambuh kembali menggunakan narkoba suntikan. Oleh karena itu, perlu diwujudkan lingkungan yang mendukung. Di Indonesia lingkungan yang paling penting adalah keluarga. Kesediaan keluarga untuk menerima remaja yang pernah menggunakan narkoba suntikan di tengah keluarga merupakan dukungan yang amat berharga. Sebagian remaja dapat meneruskan pendidikannya dan memperoleh pekerjaan. Namun, sebagian lagi tak mungkin meneruskan sekolah dan harus menghadapi kenyataan bahwa mereka harus berjuang untuk hidup dengan bekal pendidikan yang terbatas.
Hendaknya kita dapat meningkatkan berbagai potensi yang ada di tengah masyarakat. Kita perlu bergandeng tangan untuk mencegah remaja menggunakan narkoba.
Adapun bagi remaja yang telah menggunakan diperlukan layanan yang terpadu untuk membawa mereka kembali ke tengah masyarakat. Layanan tersebut rumit dan memerlukan upaya jangka panjang, tetapi semua upaya itu patut kita kerjakan karena sebagian masa depan Indonesia ada di tangan mereka mereka.*** (rara)
Posted on July 6, 2006 10:10 AM


HIV dan AIDS, Sama atau Berbeda?

06/29/2007 Banyak yang mengira bahwa HIV dan AIDS adalah dua hal yang sama atau sebagai satu kesatuan. Sehingga, ketika membaca data jumlah penderita HIV positif 19 orang, sementara penderita AIDS 18 orang, mereka menjadi heran. Apakah ada yang salah?Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Image: Nurul Arifin. Sumber: http://www.cybertokoh.com/
Mengenal Hasil Lab Anda

06/27/2007 Ada beberapa jenis tes laboratorium yang biasa digunakan untuk memonitor HIV. Tes yang paling umum adalah viral load, jumlah CD4, tes darah lengkap, dan tes kimia darah. Ini adalah tes paling komprehensif untuk memonitor kesehatan seseorang dengan HIV.Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Image: Tes darah di Kenya untuk HIV. Sumber foto: http://www.aidsaction.info/
BBC reality show on HIV/AIDS wins award
06/27/2007 An ambitious and innovative reality TV show - Haath se Haath Milaa (Let’s Join Hands) – by BBC World Service Trust, that played a vital role in India’s largest mass media campaign on HIV and AIDS, has won a World Award at the Asia Media Summit 2007. Read moreRelated: [ICT] [Civil Society]
Vuoristossa opetellaan puhumaan vaikeista asiosta
06/27/2007 Kirkon Ulkomaanapu ja Diakonia tekevät mielenterveystyötä Perun Andeilla ja rohkaisevat ihmisiä puhumaan ääneen vaikeistakin aiheista. ”Nyt voin kertoa asioista ja minua kuunnellaan”, sanoo moni alueen ihmisistä. Read moreFrom: Kirkon Ulkomaanapu Related: [Peru]
Jangkar: Tak Benar, LSM Jadi Bandar Narkoba

06/27/2007 Pernyataan mantan Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. (Purn) Togar M. Sianipar bahwa ada aktivis LSM yang jadi bandar narkoba saat menjalankan program harm reduction langsung memicu kecaman. Pernyataan itu dinilai tak berdasar. Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment] [Narcotics]
Image: Pengguna narkoba suntik perempuan. Sumber foto: http://www.uky.edu/
Tim AIDS Cina Berkunjung ke Indonesia

06/27/2007 Beberapa institusi bidang penanggulangan AIDS Cina berkunjung ke Indonesia selama enam hari. Selama di Indonesia, mereka menjelaskan sistem pemantauan dan evaluasi penanggulangan AIDS di Cina.Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Image: Delegasi KPA Cina. Sumber foto: http://www.aidsindonesia.or.id
After EU ban on mercury trade, Toxics Links wants India to take stock
06/27/2007 Delhi based NGO Toxics Link has urged the Indian government to phase out the usage of mercury in the country after the European Union Parliament banned mercury trade. India being the second largest user and importer of the heavy metal, at the same time time it has serious public health implications in the country.Read moreRelated: [India] [South Asia] [Economy] [Environment] [Governance]
Aku, Gemuk Lagi…

06/26/2007 Pecandu heroin kelas tiga (putauw) sering dinilai tak akan bisa melepaskan sakauw atau kecanduannya pada jenis narkoba suntik ini. Tapi, itu cuma mitos. Faktanya, terapi metadon terbukti berhasil membebaskan pecandu dan membuatnya jadi lebih produktif. Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment] [Narcotics]
Image: Metadon dimasukkan ke dalam dispenser sebelum dibagikan ke pengguna terapi. Sumber foto: www.pikiran-rakyat.com
Togar: Banyak LSM Jadi Bandar Narkoba

06/26/2007 Di Hari Anti-Narkoba ini, kontroversi mengenai program pengurangan dampak buruk narkoba suntik (harm reduction) masih terus berlanjut. Mantan Ketua Pelaksana Badan Narkotika Nasional malah menilai banyak LSM pendamping yang menyalahgunakan program ini dengan cara menjadi bandar narkoba.Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment] [Narcotics]
Image: Pengguna narkoba suntik. Sumber foto: http://img.slate.com/
Tanggulangi AIDS di Aceh Harus Punya Komitmen Kuat

06/26/2007 Dari grafik tren peningkatan kasus HIV-AIDS di Aceh dimulai tahun 2003 sampai 2007, kasus HIV-AIDS semakin meningkat. Di tahun 2004 terdapat satu kasus, namun di tahun 2007 sudah mencapai 12 kasus.Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Image: Matahari terbenam di Ulee Lheu, Aceh. Sumber foto:http://www.acehmagazine.com
Apakah Buprenorfin Itu?

06/25/2007 Buprenorfin bukan penyembuh ketergantungan opiat (narkotik). Tapi, Buprenorfin menawarkan kesempatan pada penggunanya untuk mengubah hidupnya menjadi lebih stabil dan mengurangi risiko terkait dengan penggunaan narkoba suntikan. Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Image: Buprenorfin dengan merek Subutex. Sumber foto: http://www.drugandalcoholrehab.net
ODHA di NTT Terus Bertambah
06/25/2007 Orang dengan penyakit HIV/AIDS (ODHA) di Provinsi Nusa Tenggara Timur terus bertambah. Data awal Juni 2007 menunjukkan jumlah ODHA di NTT sekarang ada 231 orang. Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
57 Kompak Terbentuk
06/25/2007 Sebanyak 57 Kompak (Komisi Penanggulangan AIDS Kampung) dibentuk di Merauke, Provinsi Papua. Dari 57 Kompak yang telah dibentuk, sedikitnya 2.000 relawan berhasil direkrut untuk meyebarluaskan informasi HIV/AIDS. Setiap Kompak terdiri dari 35 relawan.Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Demo Hari Anti-Narkoba: Pecandu Itu Korban

06/25/2007 Sekitar 200 pecandu narkoba se-Jabodetabek pagi ini menggelar demo di Gedung DPR/MPR RI. Aksi tersebut digelar karena selama ini peringatan Hari Anti-Narkoba oleh aparat Negara hanyalah perayaan seremonial dan cuma menghabiskan dana belaka. Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Narcotics] [Human Rights]
Image: Bahaya Narkoba. Sumber foto: http://ubaypurwokartun.busythumbs.com
Pontianak Plus: Kelompok Dampingan Sebaya
06/25/2007 Merebaknya virus HIV/AIDS seharusnya disikapi dengan baik. Tidak perlu ada stigma, hujatan, atau pengucilan. Mereka seharusnya dirangkul, didekati, dan diberdayakan. Inilah yang dilakukan kelompok dukungan Pontianak Plus.Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Cash awards for sanitation: A step toward the MDGs

06/24/2007 The Indian government’s cash initiatives are sweeping a healthy competition across the country, says Jaipur-based activist Kalyan Singh Kothari. The Nirmal Gram Puruskars are part of the Total Sanitation Campaign (TSC) that hopes to achieve full sanitation coverage in India by 2012. Read moreRelated: [India] [South Asia] [MDGs] [Water/Sanitation] [Disease/treatment]
Image: Many shelters lack proper sanitation facilities © Shivani Chaudhry
Mengenang Sendok dan Sedotan

06/22/2007 HIV bisa jadi hadiah terindah yang didapat oleh Suzanna Murni. Dengan mengetahui keberadaan bom waktu yang dapat menyudahi hidupnya setiap saat, Suzanna menggunakan energi dan waktunya untuk membangun, membantu, dan berkarya.Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Image: Dewi Lestari. Sumber foto http://4.bp.blogspot.com
Tiga Penderita HIV/AIDS di Madura Meninggal

06/21/2007 Dari 11 pederita AIDS di Bangkalan, Madura, 3 di antaranya telah meninggal. Namun sayang, dari 8 penderita yang masih hidup, hanya 5 orang yang masih terlacak. Sedangkan 3 orang lainnya tidak diketahui keberadaannya.Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Image: Karapan sapi di Madura. Sumber foto http://news.indosiar.com
Pendidikan Kespro dan IMS untuk Odha
06/21/2007 Sejauh ini masyarakat masih menganggap seks sebagai isu sensitif dan tabu untuk dibicarakan. Namun pada kenyataannya, seks merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipelajari. Termasuk bagi Orang dengan HIV/AIDS (Odha). Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment] [Sexuality]
Cornell Kembangkan Tes HIV Murah dan Cepat

06/20/2007 Peneliti Cornell sedang mengembangkan tes sistem kekebalan tubuh yang cepat, sederhana, dan murah buat negara berkembang. Ini dapat menolong ODHA di negara termiskin untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.Read moreRelated: [Indonesia] [HIV/AIDS] [Disease/treatment]
Image: Antje J. Baeumner. Sumber foto: http://www.nysaes.cornell.edu